Saturday, December 17, 2005

[Seri Berkarir bagian 3] Karyawan baru dan menerima telpon

Yokohama, September 2005

Di divisi tempat aku bekerja, tahun itu hanya aku saja yang menjadi karyawan baru. Yang lainnya rekan kerjaku ada yang umurnya 2 tahun diatasku dan ada juga yang sudah berumur 50 tahun lebih. Memang berbeda dengan masa-masa kuliah dulu, dimana ketika kuliah mungkin teman-temanku rata-rata umurnya sama. Tetapi didunia kerja tidak seperti itu. Selain bekerja dengan serius akupun dituntut agar bisa menjaga hubungan baik dengan karyawan yang lain. Kalau dalam bahasa Inggrisnya menjaga "human relationship" atau bahasa jepangnya menjaga "ningen kankei".

Sebagai karyawan termuda aku mulai berusaha mengenal satu persatu nama-nama karyawan dalam satu divisi yang kurang lebih berjumlah 20 orang. Setelah kucoba beberapa lama ternyata cukup sulit juga menghafal nama karyawan di divisiku ini. Mungkin karena tempat duduk yang agak berjauhan satu sama lain. Sehingga aku hanya mengenal karyawan yang ada di dekat tempat dudukku saja.

Tetapi Alhamdulillah Allah memberikan cara untuk mengenal karyawan yang lain dengan cepat. Mungkin tidak ada peraturan tertulis, tetapi ada semacam kesepakatan bersama dimana aku sebagai karyawan baru harus tanggap bila ada telpon masuk ke divisiku. Kalau ada telpon yang masuk ke divisiku misalnya telpon dari divisi lain atau mungkin dari supplier, karyawan baru harus sebisa mungkin menjadi orang yang pertama mengambil telpon tersebut.

Bila telpon itu untuk si fulan maka aku harus memanggil si fulan yang mungkin duduknya berjauhan denganku agar si fulan tersebut mengambil telpon yang ditujukan untuknya. Bila si fulan sedang tidak ada ditempat aku harus menulis pesan mengenai telpon yang ditujukan kepadanya tersebut. Apakah penelepon akan menelpon kembali atau si fulan diminta menelpon si penelepon.

Setiap karyawan mendapatkan satu lembar kertas yang berisi nama karyawan dan dimana tempat duduk karyawan tersebut. Ternyata pekerjaan yang awalnya aku kira pekerjaan sepele ini sangat membantuku untuk mengenal nama-nama karyawan satu divisi. Begitu ada telpon masuk untuk si fulan, aku langsung mencari dimana si fulan duduk, dan setelah itu aku panggil si fulan agar dia menerima telpon tersebut.

Dalam waktu singkat alhamdulillah aku sudah dapat mengetahui tempat duduk si fulan beserta nama dan wajahnya. Begitulah memang, kadang ada hal-hal yang dianggap sepele tetapi sebenarnya banyak manfaat yang terkandung didalamnya. Bermula dari menyampaikan telpon yang datang, akhirnya komunikasi dapat berjalan lancar, walaupun tempat duduknya jauh dariku dan umurnya mungkin berjarak 20 tahunan lebih tua. Alhamdulillah aku dapat bergaul dengan mereka dengan baik.

Ada satu hal yang cukup menarik ketika menerima telpon di kantor. Sebagai ilustrasi, ada telpon dari supplier yang ditujukan untuk Mr.Isogawa, manager tempatku bekerja.

Penelepon : "Moshi-moshi ... apakah saya bisa berbicara dengan Isogawa san ?

Aku : "Haik, Isogawa san desu ne !" (san artinya Mr. atau Pak) soso omachi kudasai ... (tunggu sebentar)

Penelepon : "Haik ..."

Ternyata jawaban aku diatas tidak dibenarkan.Mengapa demikian ?

Karena ketika aku menjawab :

"Haik, Isogawa san desu ne !"

seharusnya aku menjawabnya :

"Haik, Isogawa desu ne !"

Isogawa san adalah manager tempat aku bekerja, sehingga bila lawan bicara aku adalah supplier dari perusahaan lain, aku tidak diperbolehkan menggunakan kata "san" diakhir nama managerku. Managerku adalah bagian dari tempat kerjaku sehingga tidak perlu menambah kata "san".

Pada awalnya aku cukup canggung untuk mengatakan Isogawa saja tanpa menggunakan "san" dibelakang nama beliau. Karena beliau adalah managerku, yang tentunya kalau di negara kita di Indonesia, bila ada bawahan yang mengatakan nama managernya tanpa kata "Pak" mungkin manager tersebut akan marah sekali.

Tapi Alhamdulillah karena lama-lama terbiasa dan aku mulai memahami kebudayaan Jepang dimana ketika kita berbicara dengan orang diluar perusahaan kita, kita tidak boleh menggunakan panggilan "san" diakhir nama karyawan perusahaan kita tersebut. Karena dia adalah bagian dari kita. Walaupun karyawan tersebut bos kita atau manager kita, tetap tidak diperbolehkan menggunakan "san" dibelakang namanya.

Begitulah sekelumit cerita tentang menerima telpon diawal aku bekerja.
Kebahagiaan aku dalam bekerja tidak hanya dari jenis pekerjaan atau pendapatan yang aku peroleh, tetapi kebahagiaan itu adalah ketika aku bisa bergaul dengan baik dalam satu komunitas, yaitu lingkungan tempat aku bekerja.

Tulisan ini dimuat di : http://www.pmij.org/article.php?id=150

No comments: