Friday, March 11, 2016

[Cerita] Solidaritas Warga Indonesia untuk Jepang

[Cerita tentang Jepang] Solidaritas Warga Indonesia untuk Jepang.

Video Clip :
https://m.youtube.com/watch?v=PwHm2rbmVEY

Chiba, 11 Maret 2016

Oleh : Endrianto Djajadi

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Hari ini, Hari Jumat, 11 Maret 2016. Tepat 5 tahun lalu, Hari Jumat, 11 Maret 2011 terjadi Gempa Besar di Tohoku, daerah Jepang Utara.

Penulis teringat kembali kejadian-kejadian saat itu. Setelah pulang shalat Jum'at di SRIT dan duduk di kantor tepat pukul 14:46 gempa besar terjadi. Saat itu penulis berada di gedung lantai 15. Terdengar secara bersamaan bunyi sirene dari HP teman-teman kantor yang menandakan terjadinya gempa. Karena di Jepang biasa terjadi gempa, awalnya kami merasa biasa-biasa saja. Tetapi setelah bergoyang beberapa detik dan goyangan tidak berhenti kami masuk ke bawah meja. Memang seperti itu SOP di Jepang, bila terjadi gempa kita tidak diminta untuk lari tetapi diminta untuk berlindung di bawah meja. Ini agar kita terlindung dari barang yang jatuh dari atas bila seperti pecahan kaca atau lampu.

Laci meja kantor terbuka secara tiba-tiba karena gedungnya ikut miring karena gempa.
Gedung Shinagawa Tec adalah salah satu gedung yang disewa oleh kantor saya yang bangunannya cukup tinggi. Gedung dengan 30 lantai dimana penulis bekerja di lantai 15. Setelah gempa berhenti, teman-teman mencoba menghubungi keluarga masing-masing dan melihat berita di TV.

Yang cukup mengagetkan adalah ketika Japan Railway sekitar pukul 17:00 mengumumkan berhenti beroperasi. Ini menyebabkan banyak orang yang terkonsentrasi di Shinagawa Sta. yang merupakan station padat di daerah Tokyo.

Ketika terjadi gempa pihak kantor menyediakan alas tidur, selimut dan beberapa makanan untuk pegawai yang menginap di kantor.

Sekitar pukul 20:00, penulis memutuskan untuk pulang. Teman-teman yang tinggal di sekitar Odawara memilih menginap di kantor karena kereta satu-satunya yang menuju rumah mereka JR Tokaido Line berhenti.

Penulis pukul 20:00 beranjak dari kursi dan menuruni tangga satu per satu dari lantai 15 sampai lantai 1 karena lift kantor tidak beroperasi. Di Shinagawa Sta, pintu masuk ke station sudah ditutup. Banyak orang yang menggelar alas tidur di depannya. Di tempat menunggu taksi terlihat ratusan orang yang antri. Jalan macet di tengah-tengah dan di sisi kiri dan kanan jalan orang-orang ramai memilih berjalan. Pemandangannya mirip dengan kota Mekkah ketika musim Haji.

Penulis mengambil pilihan untuk jalan ke rumah. Belum terbayangkan untuk jalan dari Shinagawa Sta sampai rumah yang berjarak lebih dari 25 km.

Berharap ada kereta selain JR yang beroperasi, penulis berjalan dari Shinagawa menuju Gotanda. Berharap Tokyu Ikegami Line beroperasi ternyata Ikegami berhenti. Penulis lanjut ke Meguro dan setelah berjalan 1-2 jam penulis sampai di Naka Meguro Sta. Alhamdulillah dari sana penulis bisa pulang ke rumah dengan Tokyu Toyoko dan Tokyu Denentoshi Line.

Beberapa hari setelah gempa banyak orang yang antri di depan supermarket sebelum jam bukanya. Ketika dibuka mereka berlari untuk mendapatkan beberapa barang. Yang utama adalah air mineral dan beras.

-----

Warga Indonesia cukup banyak yang tinggal di Jepang. Ada yang menjadi mahasiswa, ada yang bekerja di perusahaan, ada yang training dan ada juga yang menjadi ibu rumah tangga.

Ketika terjadi gempa, ada yang memilih pulang ke Indonesia tetapi ada juga yang bertahan di Jepang.
Ada yang berinisiatif, apa yang bisa kita berikan untuk Jepang di saat Jepang mengalami gempa?

Ada istilah Jepang, Takidashi yaitu dapur umum yang biasa dibuka ketika terjadi gempa.
Forkita sebagai salah satu organisasi warga Indonesia di daerah Tokyo mengajak berbagai organisasi Indonesia yang lain untuk berkontribusi di daerah gempa.
Atas dasar kemanusiaan ini, acara dapur umum dapat diadakan hampir tiap pekan selama 3-4 bulanan. Banyak organisasi warga indonesia yang mendukung acara ini. Acara ini diakhiri dengan acara Indonesia Day yaitu warga indonesia menampilkan beberapa pertunjukkan kebudayaan Indonesia di panggung tempat para pengungsi di daerah gempa.

----

Gempa sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, mudah-mudahan dengan adanya kejadian ini dapat menjadi pengingat bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepadaNya.

Dan ucapan terima kasih yang dalam kepada sahabat-sahabat yang sudah berkontribusi banyak ketika terjadi gempa 5 tahun yang lalu. Mudah-mudahan ini semua dicatat sebagai amal kebaikan sahabat-sahabat sekalian.

-----

Penulis : Endrianto Djajadi
Pengamat kehidupan di Jepang.
Datang ke Jepang 1 Oktober 1993. Setelah menamatkan studi d3-S2 dalam bidang Robotics, melanjutkan bekerja sebagai Engineer di perusahaan Jepang sampai sekarang.
Tulisan-tulisannya bisa dibaca di : http://www.endrianto-djajadi.blogspot.com

----
Referensi :

- Twitter FORKITA
https://mobile.twitter.com/forkitajp

-  Tim relawan Indonesia berfoto bersama pengungsi setelah mereka menikmati sajian Soto khas indonesia http://flic.kr/p/9xfF1z

Tuesday, March 08, 2016

[Industri-Jepang] Belajar dari Transportasi di Jepang : Hokkaido Shinkansen, 26 Maret 2016

[Industri-Jepang] Belajar dari Transportasi di Jepang : Hokkaido Shinkansen, 26 Maret 2016

Chiba, Selasa,  8 Maret  2016

Oleh : Endrianto Djajadi

Ketika kita diberikan keyword : wisuda, pernikahan, shinkansen, bunga sakura, penjualan naik, naik kelas ... dst, kira-kira apa yang menghubungi keyword tersebut?
Ya ... Bulan Maret.

Pada tulisan kali ini, penulis ingin bercerita sedikit tentang Shinkansen yang merupakan kereta tercepat di Jepang.

Tahun 2015 tepatnya tanggal 14 Maret 2015 merupakan hari yang bersejarah dalam dunia transportasi di Jepang. Tanggal itu Japan Railway (JR) meresmikan Hokuriku Shinkansen yaitu jalur dari Tokyo menuju Kanazawa yang berada di daerah tepi laut Jepang. Hokuriku Shinkansen ini adalah perpanjangan jalur dari Nagano Shinkansen yang sudah beroperasi sejak 1 Oktober 1997.

Selama ini bagi warga Tokyo yang ingin bepergian ke Kanazawa yaitu kota yang memiliki salah satu dari 3 taman terbagus di Jepang mereka menggunakan Tokaido Shinkansen ke arah barat dari Tokyo. Sampai di Maibara Station mereka transfer ke arah utara dengan kereta express.

Info detail tentang Taman di Kanazawa bisa dilihat di web : Kenrokuen
http://www.kanazawa-tourism.com/eng/guide/guide1_1.php

Perjalanan Tokyo-Kanazawa memerlukan waktu dan biaya seperti berikut :
- Tokyo-Maibara : 2:34, 14.120 yen
- Maibara-Kanazawa : 2:12, 5.700 yen.
Total waktu perjalanan : 4 jam 46 menit dengan biaya 17.820 yen (bila 1 yen = 115 rp, 17.820 = 2 jt rp.

Dengan lahirnya Hokuriku Shinkansen maka waktu tempuh Tokyo - Kanazawa hanya 2 jam 56 menit dengan biaya 14.120 yen (1.6 jt rp)

Yang menarik adalah, Jepang tidak membangun jalur Hokuriku Shinkansen dari 0 tetapi jalur ini adalah perpanjangan dari jalur Nagano Shinkansen.

Setelah bulan Maret tahun lalu Jepang sukses melahirkan Milestonenya dengan meresmikan Hokuriku Shinkansen, Tanggal 26 Maret 2016 nanti Jepang akan meresmikan Milestone yang terbaru dengan meresmikan Hokkaido Shinkansen.

Bulan Desember 1993, Penulis pernah pergi ke Hokkaido dengan kereta lokal yang memerlukan waktu 2 hari 1 malam dan penulis perlu ganti kereta sampai 10 kali lebih. Saat itu karena tertinggal kereta ke arah utara di Sendai, penulis harus bermalam dulu di Akita dan meneruskan perjalanan hari berikutnya. Saat itu pengalaman yang cukup menarik adalah ketika kereta menyebrang dari pulau Honshu yaitu pulau terbesar di Jepang ke pulau Hokkaido yaitu pulau besar di utars Jepang melalui terowongan bawah dasar laut, Terowongan Seikan namanya. Terowongan ini mulai beroperasi sejak 13 Maret 1988. Perencanaannya sudah dimulai sejak tahun 1971 dengan memilih daerah yang nantinya memungkinkan Shinkansen lewat. Jarak tempuh sekitar 50 km. Selat ini mempunyai kedalaman 140 meter. Terowongan dibuat 100 meter dari permukaan dasar laut. Artinya terowongan kereta ini berada 240 meter di bawah permukaan laut. Di dalam kereta ada gambar pulau Honshu dan pulau Hokkaido dan jalur kereta yang ada lampunya. Lampu akan menyala sesuai dengan kedalaman posisi kereta di dalam terowongan saat itu. Sehingga kita tahu ketika kita sedang berada di kedalamanan 250 m dari permukaan laut.

Tanggal 26 Maret 2016 akan lahir Hokkaido Shinkansen yang hanya memerlukan waktu 4 jam lebih 2 menit dari Tokyo.

Seperti halnya Hokuriku Shinkansen, Hokkaido Shinkansen juga tidak dibuat dari 0 tapi merupakan jalur perpanjangan dari Aomori. Dulu shinkansen dibuat hanya sampai Sendai. lalu dilanjutkan ke Aomori daerah utara dari pulau Honshu dan sekarang Shinkansen akan menyebrang dari Aomori ke Hakodate yaitu bagian selatan pulau Hokkaido. Untuk sampai ke ibukota Hokkaido yaitu kota Sapporo, Warga harus bersabar sampai tahun 2031.

Jarak tempuh Tokyo - Hakodate adalah 4 jam lebih 2 ment. 2 menit ini perlu digarisbawahi karena awalnya adalah 4 jam lebih 10 menit. Ini menggambarkan bagaimana pentingnya waktu 8 menit itu.

Bagi Shinkansen waktu 3 atau 5 menit merupakan waktu yang sangat penting. Tokaido Shinkansen merupakan Shinkansen terpadat di Jepang. Sekitar 3-5 menit sekali akan ada Shinkansen yang berangkat dari Tokyo Station menuju daerah Jepang Barat.
Bila kecepatan Shinkansen 270 km/jam maka dalam waktu 5 menit jarak antar shinkansen adalah sekitar 22 km. Jarak yang cukup untuk mengerem ketika dalam keadaan darurat seperti gempa dll.

Hokkaido Shinkansen merupakan sejarah baru bagi transportasi Jepang karena menghubungkan 2 pulau besar di Jepang yang jaraknya cukup jauh. Dengan lahirnya Hokkaido Shinkansen maka terhubungilah 3 pulau besar di Jepang : Hokkaido - Honshu - Kyushu dengan transportasi Shinkansen.
Kecepatan Shinkansen di luar terowongan Max sekitar 320 km/jam dan di dalam terowongan sekitar 140 km/jam.

Shinkansen pertama kali beroperasi di Jepang sejak 1 Oktober 1964. Ini bertepatan dengan Olimpiade Tokyo. Dalam perjalanan 50 tahun ini tidak ada kecelakaan yang terjadi. Ini merupakan prestasi yang sulit dicapai. Tapi dengan ketekunan orang jepang dalam menghitung presisi yang sangat baik, itu bisa diwujudkan.

Pelajaran yang bisa kita ambil adalah :

1. Pembangunan transportasi harus direncanakan dalam design besar yang jelas. Walaupun pemerintahan berubah tetapi pembangunan tetap berjalan sesuai design besar itu.
Dengan perencanaan yang baik, maka pembangunan tidak dibuat dari 0 tapi melanjutkan yang sudah ada.

2. Untuk membangun Transportasi super cepat seperti Shinkansen memerlukan waktu yang panjang.
Hal ini perlu menjadi perhatian karena Shinkansen berkecepatan 270 km/jam terdiri dari 16 gerbong dan membawa 1000 lebih penumpang. Bagaimana kalau terjadi kecelakaan?
Jadi keamanan dengan presisi yang tinggi perlu dipelajari dan keamanan penumpang adalah yang menjadi prioritas paling utana dalam mengembangkan Kereta Super Cepat Shinkansen.

Mudah-mudahan pembangunan Transportasi super cepat ini bisa menjadi referensi bagi Indonesia.

Dan selamat untuk Jepang atas prestasinya yang akan meresmikan Hokkaido Shinkansen tanggal 26 Maret 2016 yang akan datang.

-----
Penulis : Endrianto Djajadi
Pengamat kehidupan di Jepang.
Datang ke Jepang 1 Oktober 1993. Setelah menamatkan studi d3-S2 dalam bidang Robotics, melanjutkan bekerja sebagai Engineer di perusahaan Jepang sampai sekarang.
Tulisan-tulisannya bisa dibaca di : http://www.endrianto-djajadi.blogspot.com

Referensi :
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Shinkansen

--------------- oOo --------------

Wednesday, March 02, 2016

[Industri Jepang] Rontoknya Perusahaan Elektronik raksasa Jepang, SHARP

[Industri Jepang] Rontoknya Perusahaan Elektronik raksasa Jepang, SHARP.

Jumat, 26 Februari  2016.

Oleh : Endrianto Djajadi

Kemarin tanggal 25 Februari 2016, kita terutama warga Jepang dikagetkan dengan berita keputusan Kozo Takahashi yaitu CEO perusahaan elektronik besar di Jepang, SHARP. Sharp merupakan perusahaan elektronik besar di Jepang yang terkenal di bidang display, baik untuk TV maupun untuk digital camera, smartphone dll. Pada pertemuan pimpinan kemarin, mereka memutuskan untuk lebih memilih bergabung atau menerima tawaran suntikan modal dari perusahaan Taiwan Hon Hai atau yang lebih dikenal dengan nama Foxconn (FC) dibandingkan tawaran dari Fund  masyarakat yang dikumpulkan pemerintah. Setelah sebulan menimbang-nimbang akhirnya Sharp dengan pasti melilih FC sebagai payung perusahaannya.

Fund pemerintah pernah menolong beberapa perusahaan Jepang dari kebangkrutan.  Sebagai contoh April 2012 lahir Perusahaan Display baru yaitu Japan Display Inc (JDI). JDI dibuat untuk menolong perusahaan display Jepang dari kebangkrutan dan untuk mengurangi hegemoni perusahaan display Korea seperti Samsung dan LG. JDI adalah gabungan divisi display ukuran kecil dan sedang untuk digital camera, smartphone dan car navigator. JDI gabungan dari divisi Display Sony, Hitachi dan Toshiba. Masing-masing share modal 10% dan sisanya 70% dari Fund pemerintah. Saat itu Sharp yang juga memilki divisi display tidak bergabung dengan JDI karena keadaan perusahaan masih baik. Saat itu perusahaan Jepang yang menjadi vendor berbagai smartphone tinggal Sharp dan JDI.

Fund pemerintah juga menolong divisi laptop Sony VAIO. Juli 2014 secara resmi Sony melepas divisi laptopnya VAIO untuk diambil oleh Fund. Untuk menjaga brandnya, nama VAIO tetap dipertahankan walaupun sudah lepas dari Sony. Saat itu dari 800-1.000 pegawai divisi VAIO, hanya 200 yang dipertahankan menjadi pegawai VAIO. Sisanya diminta pindah ke divisi lain di Sony atau ambil pensiun dini.

Kembali ke cerita Sharp, FC siap menggelontorkan modal sebesar 700 Milyar Yen atau sekitar 7 Milyar USD.
Sedangkan Fund hanya mensupport 300 Milyar Yen dan dengan berbagai syarat seperti restrukturisasi dll.

Jika membandingkan tawaran FC dengan Fund Pemerintah, tawaran dari FC lebih bagus yaitu mendapatkan dana besar dan tidak perlu memPHK pegawai di bawah umur 40 tahun. Selain itu nama Sharp juga akan tetap dipertahankan.

Sekilas tentang FC, perusahaan ini dibuat oleh Terry Gou pada tahun 1974. Konsepnya adalah mensupport perusahaan elektronik agar bisa membuat produk yang lebih murah. Mulai tahun 1994 mulai berkembang pesat dengan pertambahan modal dari tahun ke tahun sampai sekarang.

Untuk lebih lengkapnya, bisa dilihat di web ini : http://www.foxconn.com

Sekitar tahun 2011 an penulis pernah berkunjung ke kantor Foxconn (FC)  di Taiwan. Saat itu penulis memberikan arahan bagaimana menggunakan satu display di product digital camera. Saat itu Sony bekerjasama dengan FC untuk membuat Digital Camera dengan harga murah yang dikenal dengan model bisnis ODM. Designnya semua milik Sony tapi dirakit oleh FC. Karena FC merakit produk Sony mau tidak mau teknologi Sony bisa dipelajari oleh FC. Sony menyediakan design produk, mengawasi kualitasnya dan produk keluar di pasaran dengan nama Sony. Model produksi seperti ini memang menguntungkan karena Digital Camera bisa diproduksi dengan 1/3 harga bila dikerjakan oleh Sony sendiri.

FC terkenal sebagai perusahaan perakitan smartphone besar seperti Iphone nya Apple. Konon katanya FC punya pabrik besar yang pegawainya sampai 1 juta orang.
Ternyata FC tidak hanya mengerjakan Smartphonenya Apple saja,  mereka juga merakit berbagai smartphone lokal china seperti Huawei dll.

Kalau dilihat sepak terjangnya yang berkutat dengan perakitan barang bukan kepada R&D, mungkin model bisnis ini bisa ditiru oleh perusahaan-perusahaan elektronik di Indonesia yang sulit untuk membuat R&D.

Kita belum pernah melihat satu produk FC terpajang di etalase di toko-toko elektronik tapi mereka kuat. Mereka bekerja di belakang layar tapi hasilnya bisa kita lihat sekarang. Mereka membeli perusahaan raksasa Jepang sekelas Sharp.

Akankah perusahaan-perusahaan besar Jepang yang lain seperti Sony, Panasonic, Hitachi, Toshiba dapat bertahan dari gempuran perusahaan China, Taiwan dan Korea?

Kita lihat saja nanti ...

Penulis : Endrianto Djajadi
- Engineer bidang Display di Sony Corporation, Tokyo (2001-2013)
- Display Quality Engineer di Japan Display Inc., Tokyo (2014 - sekarang)

---------------- oOo ---------------