Friday, September 30, 2016

[SKJ : Seri Kehidupan di Jepang ke-11] Bagaimana sistem masuk SMA di Jepang ?

[SKJ : Seri Kehidupan di Jepang ke-11] Bagaimana sistem masuk SMA di Jepang ?

Oleh : Endrianto Djajadi

Chiba, 30 September 2016

-------

Ini adalah tulisan saya 2 tahun yang lalu yang pernah saya tuliskan di berbagai medsos. Kali ini tulisan ini saya masukkan ke serial SKJ (Serial Kehidupan di Jepang) agar mudah bagi para pembaca untuk mencarinya lagi bila saatnya diperlukan. Di akhir tulisan, saya tambahkan sedikit tulisan dari akhir perjalanan panjang saya mencarikan SMA yang terbaik untuk putri saya Afina.

Selamat menikmati.

--- oOo ---

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, putri saya yang pertama Afina sudah di penghujung kelas 3 SMP. Dulu rasanya baru menggendong dia tapi sekarang dia sudah tumbuh menjadi remaja.

Tentunya sebagai orang tua, saya mencoba untuk mencarikan sekolah terbaik untuknya agar dia bisa meneruskan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Ada beberapa pilihan untuk Afina setelah lulus SMP, akan meneruskan belajar di tingkat SMA di Jepang, atau meneruskan SMA di tanah air, atau meneruskan SMA di negara lain seperti Malaysia.

Pada tulisan kali ini saya sedikit ingin memberikan sedikit gambaran bagaimana proses melanjutkan SMA di Jepang.
Saya melihat sudah banyak teman-teman yang mulai berazzam untuk tinggal lama di bumi sakura ini, walaupun anak-anak mereka sekarang masih pada tingkat pendidikan TK atau SD, tetapi kelak mereka akan masuk SMA juga. Artinya ke depannya teman-teman akan menghadapi hal yang sama dengan saya yaitu menimbang-nimbang apakah akan memasukkan anaknya ke SMA di Jepang atau di luar Jepang.

Setelah lulus SD, bila kita tidak ingin memasukkan anak ke SMP swasta maka secara otomatis anak kita akan masuk ke SMP terdekat dengan tempat tinggal. Sama seperti masuk SD, tidak diperlukan ujian masuk SMP Negeri.

Di Jepang, SD dan SMP adalah program wajib belajar sehingga banyak kemudahan dalam mengurus masuk SD dan SMP. Tidak diperlukan biaya masuk dan murah biaya per bulannya dan juga proses masuknya tanpa  ada ujian tertulis.

-----oOo -----

Nah, bagaimana proses masuk SMA di Jepang ?

SMA bukan program wajib belajar sehingga di Jepang. biaya belajar di SMA lebih mahal dibandingkan SD dan SMP dan prosesnya juga lebih rumit yaitu dengan mengikuti ujian masuk di SMA yang kita tuju.

Untuk biaya, rata-rata biaya belajar di SMA negeri di Jepang untuk 3 tahun sekitar 690,000 yen artinya setiap tahun sekitar 230,000 yen dan kalau kita bagi dengan jumlah bulan maka tiap bulan sekitar 20,000 yen biaya belajar di SMA Negeri di Jepang.

Sedangkan untuk SMA swasta sekitar 2,170,000 yen per 3 tahun
sehingga tiap tahun sekitar 720,000 yen. Artinya kalau kita bagi dengan jumlah bulan, maka sekitar 60,000 yen atau sekitar 7.5 juta rupiah bila dihitung dengan rate saat ini 1 yen = 127 rp. Ini per bulan ya ... cukup mahal.

Kalau kita bandingkan SMA swasta dengan Universitas Negeri,  SMA swasta lebih mahal dibandingkan Universitas negeri di Jepang.
Biaya kuliah di universitas negeri sekitar 240,000 per semester
artinya per-bulan hanya sekitar 40,000 yen.

Oleh karena itu bila ingin biaya pendidikan SMA murah, kita sebagai
orang tua perlu memberi motivasi kepada anak-anak kita agar mereka bisa lulus masuk ke SMA Negeri di Jepang.

Ada berapa jenis SMA di Jepang ?

Ada banyak SMA negeri di Jepang. Tetapi sayangnya kita hanya boleh mengikuti ujian di 1 SMA negeri saja. Sehingga kita perlu cadangan dengan mengikuti ujian di beberapa SMA swasta. Ini sebagai cadangan bila ujian masuk SMA Negeri tidak lulus. Jadi, kesempatan untuk masuk SMA Negeri hanya satu kali saja.

Ada satu bimbel di Indonesia yang mengadopsi istilah Ronin dari Jepang yaitu siswa yang tidak lulus PTN tahun itu akan belajar 1 tahun lagi di bimbel untuk mempersiapkan ujian di tahun berikutnya. Istilah itu diambil dari istilah Jepang.

Tetapi setelah saya diskusi dengan orang Jepang, Ronin ini banyak untuk siswa siswi SMA yang belum lulus masuk PTN dan belajar untuk ikut ujian lagi di tahun berikutnya.
Untuk siswa-siswi SMP yang tidak masuk SMA Negeri, hampir
tidak ada yang Ronin. Biasanya mereka ikut ujian di beberapa
SMA Swasta untuk cadangan kalau saja mereka tidak lulus ujian di
SMA Negeri.

SMA Swasta ini banyak macamnya, ada yang sulit untuk masuknya
dan ada juga yang sangat mudah masuknya. Kadang ujian masuk
hanya sebagai formalitas saja. Oleh karenanya sebelum ikut ujian di SMA Negeri biasanya orang jepang sudah mempersiapkan ujian di beberapa SMA Swasta.

Mengenai jadwal ujiannya, biasanya ujian di SMA Swasta dan SMA negeri sangat berdekatan. Misalnya bulan Maret 2017 anak lulus SMP maka di bulan Oktober atau November tahun 2016 kita harus sudah mendaftarkan anak kita ke beberapa SMA, Ujiannya sekitar pertengahan bulan Februari 2017.

Mata pelajaran yang diujikan adalah sebagai berikut.

◾️ SMA Swasta :
1. Bahasa Inggris
2. Bahasa Jepang
3. Matematika

◾️ SMA Negeri :
1. Bahasa Inggris
2. Bahasa Jepang
3. Matematika
4. IPA
5. Sosial

Seperti di Indonesia, SMA Negeri di Jepang pun ada peringkat-
peringkatnya. Ada SMA bagus yang banyak peminatnya dan banyak
lulusannya diterima di Universitas yang bagus di Jepang.
Ada juga SMA yang biasa-biasa saja. Kita perlu melihat kira-kira
anak kita mampu masuk ke SMA yang mana.

Sebelum kita memilih SMA Negeri, kita perlu melihat nilai Naishin (内申) anak kita. Kemudian kita sesuaikan kira-kira di SMA mana anak kita bisa tembus. Semakin bagus SMA itu tentu semakin tinggi Naishinnya.
Misalnya Naishin SMA yang bagus sekitar 130. Dari Naishin ini, kita akan tentukan SMA yang pas dengan kemampuan anak kita.

Bagaimana cara menghitung Naishin?

Jumlah mata pelajaran di SMP ada 9 pelajaran, tiap pelajaran nilai
terbaiknya adalah nilai 5. Nilai ini melihat nilai kelas 2 SMP
dan kelas 3 SMP. Nilai kelas 2 akan dikalikan 1 sedangkan
nilai kelas 3 SMA akan dikalikan dengan 2.

Misalnya nilai dari 9 mata pelajaran kelas 2 seluruhnya 4
artinya untuk kelas 2 nilai Naishinnya adalah 9x4=36.

Kemudian nilai dari 5 pelajaran wajib 9 pelajaran kelas 3, nilainya 4, dan 4 pelajaran tambahan nilainya 3. Maka Naishin kelas 3 = 5x4 + 4x3 = 32.

Seperti yang saya tuliskan di atas, untuk mendapatkan nilai total
naishin adalah Naishin kelas 2 dikalikan dengan 1 dan Naishin kelas 3 dikalikan dengan 2.

Nilai Naishin keseluruhan :

= (Naishin kelas 2 x 1) + (Naishin kelas 3 x 2)
= (36 x 1) + (32 x 2)
= 100

Nilai Naishin kelas 2 dihitung dari awal masuk kelas 2 yaitu April sampai Maret tahun berikutnya. Sedangkan Naishin kelas 3 dihitung dari awal masuk kelas 3 yaitu April sampai bulan September atau Oktober, karena bulan November pendaftaran SMA akan ditutup.

Setelah kita mengetahui nilai naishin, saatnya kita tentukan SMA yang akan kita tuju. Ada jadwal yang diberikan oleh pihak sekolah jadwal-jadwal open SMA. Orang tua dan siswa bisa hadir, melihat ruangan-ruangan kelas dan mendengarkan penjelasan langsung dari guriu-guru di SMA tersebut.

---- oOo ----

Waktu berjalan begitu cepat dan saatnya Afina, saya dan istri harus memilih. Apakah masuk SMA di Jepang? Di Indonesia ? Atau di negara lain?

Kami melakukan penjajakan ke SMA negeri dan swasta di Jepang, SMA di Malaysia dan Indonesia.

Akhirnya kami memasukkan Afina ke SMA di Indonesia.

Kalau ada pertanyaan dari teman-teman kepada saya mengapa saya menyekolahkan Afina ke SMA di Indonesia. Saya selalu menjawab seperti ini.

"Afina lahir di Jepang, dari TK, SD sampai SMP dia sekolah di sekolah Jepang. Teman-temannya semuanya siswa-siswi Jepang. Memang benar kami sebagai orang tua bisa memberikan ilmu tentang keIslaman di rumah. Dia bisa ikut pengajian rutin, dia bisa ikut tahsin dengan muslimah Jepang yang bagus bacaan Qur'annya, tetapi dia belum pernah mendapatkan pendidikan formal Agama Islam. Dia belum banyak bergaul dengan teman-teman muslimah yang sebayanya. Dia belum pernah hidup di negeri yang mayoritas Muslim. Dia belum pernah mendapatkan pendidikan bahasa Indonesia secara formal. Maka kesempatan untuk mendapatkan itu semua tinggal di waktu SMA ini saja. Kalau sudah masuk kuliah, kita tidak tahu apakah dia akan kuliah di Jepang atau di negara lain. Jadi kesempatan itu hanya bisa didapat di waktu SMA ini saja."

Setelah menimbang-nimbang berbagai hal, Alhamdulillah kami memutuskan untuk memasukkan Afina ke SMA Boarding School As-Syifa di Subang. Harapannya dia bisa memahami nilai-nilai Islam lebih baik lagi di sana dan merasakan bagaimana hidup di lingkungan muslim.

Demikian sekilas penjelasan bagaimana proses masuk ke SMA di Jepang dan juga sedikit cerita dari akhir perjalanan kami mencari sekolah terbaik untuk Afina.

Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi referensi sahabat-sahabat sekalian ketika membuat planning hidup, planning pendidikan anak-anak setelah mereka lulus SMP di Jepang.

Terima kasih, Jazakumullah Khoiron Katsiro.

--- oOo ---

Tentang As-Syifa Boarding School di Subang :
https://m.youtube.com/watch?v=5iVobLe1d7A

---- oOo ----

Penulis : Endrianto Djajadi
Pengamat kehidupan di Jepang.
Datang ke Jepang 1 Oktober 1993. Setelah menamatkan studi d3-S2 dalam bidang Robotics, melanjutkan bekerja sebagai Engineer di perusahaan Jepang sampai sekarang.
Tulisan-tulisannya bisa dibaca di : http://www.endrianto-djajadi.blogspot.com

--- oOo ---

Tentang As-Syifa Boarding School di Subang bisa dilihat di :
https://m.youtube.com/watch?v=5iVobLe1d7A

--- oOo ---

Tulisan lain tentang sekolah di Jepang bisa dilihat di :

✳️ Masuk SD di Jepang
http://endrianto-djajadi.blogspot.jp/2016/01/skj-sharing-kehidupan-di-jepang-ke-5.html?m=1

✳️ Masuk SMP di Jepang
http://endrianto-djajadi.blogspot.jp/2016/02/skj-sharing-kehidupan-di-jepang-ke-6.html?m=1

✳️ Tahun Ajaran Baru
http://endrianto-djajadi.blogspot.jp/2016/04/skj-sharing-kehidupan-di-jepang-ke-7.html?m=1