Saturday, March 09, 2019

[Cerita] Jepang, kok bisa ya?

[Cerita] Jepang, kok bisa ya?

Oleh : Endrianto Djajadi

Dalam satu perjalanan bisnistrip ke Tokushima di pulau Shikoku di Jepang bagian Barat, saya bersama kolega dari Eropa tepatnya Jerman dan Ceko Republik (Dulu sebelum pisah namanya Cekoslowakia). Biasa, kalau setelah meng-Audit supplier kami selalu dinner bersama. Kali ini karena 4 kali dinner, banyak sekali kami bertukar informasi, baik mengenai teknologi terbaru sampai kepada hal2 privacy seperti agama, keluarga anak, istri dll.  

Tentang agama, saya bercerita tentang Shalat dimana memang setiap hari saya shalat 5 kali tetapi dalam perjalanan kita bisa menggabungkan shalat ke2 dengan ke3 dan Shalat ke4 dengan ke5. 
Kolega saya dari Ceko bercerita kalau di Ceko ada yg Christian tapi dia bilang 50 persen mungkin atheis. 

Dia bercerita kalau dia punya satu orang putra berumur 1 tahun 4 bulan dan dia akan menikah dalam 4 bulan ke depan. 

Lho kok bisa? Belum menikah sudah punya anak?

Oo ... itu sudah biasa di Ceko, saya rasa di atas 50 persen orang Ceko seperti ini, punya anak lalu menikah.

Oo kalau di Indonesia itu tidak bisa, Agama Islam tidak membolehkan berhubungan seperti suami istri sebelum menikah

Oh ya? Jawab kolega saya sambil terkaget-kaget.

Kolega dari Jerman banyak bertanya tentang rumah Jepang seperti apa, berapa luasnya, kalau tidur seperti apa dll. Saya jelaskan karena apartemen yang kecil maka kebanyakan kami tidak tidur di kasur yang tetap. Kami pakai futon/kasur yang bisa dilipat dan dimasukan ke lemari dimana kebiasaan ini tidak ditemukan di Eropa. 

Saya juga banyak bertanya kepada mereka tentang Eropa karena saya belum banyak travel ke sana. Dan banyak dari cerita mereka yang membuat saya terkaget-kaget, misalnya, Perancis dimana dalam bayangan saya Perancis mempunyai kota indah yaitu Paris yang berdiri Menara Eiffel di sana. Mereka bercerita, Paris tidak seindah yang kamu bayangkan. Kotanya kotori, banyak orang yang tidak punya rumah, bau yang tidak enak di jalan-jalan. Saya sangat terkejut dengan cerita ini. Suatu saat sepertinya perlu saya cek sendiri ke sana .... :-)

Atau ada satu kota di Jerman, Frankfurt. Saya sering mendengar nama kota ini karena sepertinya mempunyai Airport yang besar. Ya ... memang benar airportnya besar tapi sangat berbahaya di Frankfurt Train Station. Orang melakukan suntik narkoba di jalan2 umum itu hal biasa. Suntik tangan dengan Narkoba hal yang lumrah di dekat Frankfurt Train Station.

Lho ... mereka tidak ditangkap polisi ?

Polisi tidak ada yang berani menangkap mereka

Ketika dinner terakhir kemarin, untuk kesekian kalinya kolega saya dari Jerman dan Ceko ini menceritakan keheranannya dengan Jepang. 

Dari berbagai negara yang mereka kunjungi mereka katakan Jepang ini paling unik. 

Bagaimana mereka mengatur kota ini sampai bisa bersih begini?

Kenapa saya tidak temukan plastik2 sampah, daun-daun sampah dll di jalan?

Jepang sangat teratur berbeda sekali dengan Eropa katanya. 

Saya jelaskan, saya rasa ini karena budaya Jepang yabg sangat kuat. Mereka diajarkan dari TK tentang malu, dan keteraturan. Jadi mereka tidak akan membuang sampah sembarangan.

Mereka lebih mengutamakan menghindari keburukan daripada membersihkan keburukan. Contohnya mereka mencari cara agar mudah untuk membersihkan satu tempat, mereka mengganti sepatu yang mereka pakai di luar dengan sepatu yang dipakai di dalam ruangan. Ini mereka lakukan di sekolah-sekolah, pabrik-pabrik dan lain-lain. Jadi karena mereka pakai sepatu indoor, tidak sulit untuk membersihkannya.

Misalnya daun-daun yang berjatuhan di depan satu kantor, banyak kita temui para pegawainya menyapu daun-daun ini sebelum kantor buka. 

Termyata kebersihan negara Jepang ini membuat kolega2 dari Eropa terkagum-kagum. Saya yang sudah lama tinggal di Jepang, tahu ada daerah-daerah yang ada sampah-sampanya juga tetapi secara umum jika dibandingkan dengan negara-negara yang pernah saya kunjungi, memang Jepang sangat unik dan sangat menjaga kebersihan dan keteraturan.

Jepang, kok bisa ya sampai seperti itu?

Bagaimana menurut anda? 

Tokushima, 9 Maret 2019. 

—— oOo ——

Penulis : Endrianto Djajadi, M.Eng
Pengamat Kehidupan di Jepang.
Datang ke Jepang 1 Oktober 1993. dengan beasiswa Monbusho.
Setelah menyelesaikan Studi d3. S1. S2 di bidang Robotik di Universitas di Jepang, melanjutkan karirnya di perusahaan Jepang selama 17 tahun dalam bidang pengembangan Display untuk digital camera, video camera dan smartphone.
Mulai 2018 bergabung di perusahaan part mobil (Tier 1) asal Italia sampai sekarang sebagai Supplier Quality Assurance.
(Tier 1 : mensupply part ke car maker seperti Dashboard, Lampu depan dan belakang dll,)
Tulisan-tulisannya dapat dibaca di :

http://www.endrianto-djajadi.blogspot.com