Wednesday, September 19, 2018

[Cerita] Hikmah bisa kita ambil dari siapa saja

[Cerita] Hikmah bisa kita ambil dari siapa saja. 

Oleh : Endrianto Djajadi

Pekerjaan kantor saat ini membuat saya sibuk dari hari ke hari. Beberapa hari di negara ini, kemudian berpindah ke negara lain dan begitulah rutinitas yang saya lalui.
Untuk biaya pesawat tidak ada yang spesial baik bisnistrip ke negara yang ditempuh dalam 3 jam maupun yang ditempuh dalam waktu 12 jam. Semuanya sama, naik kelas ekonomi. Kadang terbesit di dalam hati, mungkin enak ya kalau naik di bisnis atau first class. 
Saking kepo-nya, dalam satu kesempatan saya bertanya ke 2 orang Manager  supplier dari Jerman yang bertemu dengan saya di Penang, Malaysia. Saya tanya, anda dari Jerman ke Malaysia tentunya menempuh waktu lebih dari 10 jam, apakah anda naik bisnis atau first class? Supplier ini perusahaan yang besar di Jerman. Mereka katakan, tidak. Mereka menggunakan kelas ekonomi. Hanya yang punya posisi tinggi saja yang diizinkan untuk naik bisnis atau first class. Ooo .. ternyata perusahaan besar Eropa pun walaupun sekelas Manager tetap menggunakan kelas Ekonomi. Tapi saya rasa ini memang tergantung dari perusahaan. Perusahaan saya sebelum perusahaan yang sekarang mempunyai kebijakan yang lain. Bila waktu tempuh di atas 4 jam kita bisa mengapply untuk menggunakan bisnis class. Sayangnya, ketika saya mendapatkan tugas bisnistrip ke Indonesia, saya belum tahu adanya kebijakan ini. 

Ada kejadian yang cukup menarik. Pada satu perjalanan dari Pudong Airport di Shanghai ke Narita Airport di Tokyo, saya dikejutkan dengan satu kejadian. Saya duduk dì kursi No. 35A. Setelah saya duduk datang seorang nenek yang duduk di kursi No. 35C. Tidak lama kemudian datang seorang pria sekitar umur 40 an dan bertanya kepada saya. 

Boleh saya pindah ke kursi anda dan anda pindah ke kursi saya?

Saya tahu dia ingin duduk dekat dengan ibunya. Dengan cepat saya jawab:

Oo .. ok ... nggak masalah.

Saya ambil tas saya yang ada di atas kabin.

Dimana kursi anda?”, tanya saya. 

Kursi saya di No. 10. jawabnya.

Saya melangkah ke kursi No.10 dan alangkah kagetnya saya, ternyata kursi No.10 adalah kursi First Class. 

Ada beberapa hal yang saya perhatikan berbeda antara First Class dengan Economy Class.
  1. Kursi lebih luas, bagian kiri 2 orang, bagian kanan 2 orang.
  2. Makanan  dan buah-buahan lebih banyak. Bagi saya tidak ada bedanya karena dari awal saya sudah pesan Moslem Meal. 
  3. Pramugari mondar mandir dan menawarkan minuman kalau minuman di meja kita sudah habis. 

— oOo —

Hikmah bisa diambil dari siapa saja. Hal-hal yang bagus bisa kita coba terapkan di kehidupan kita. Paling tidak ada 2 hikmah yang bisa saya ambil dari kejadian ini, 

  1. Pria yang berusia 40 tahunan ini dengan rela meninggalkan First Class-nya yang penuh dengan berbagai pelayanan khusus demi ingin duduk dekat ibunya. Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah melakukan hal-hal yang membuat ibu atau bapak kita bahagia? Berapa sering kita menjenguknya dalam sebulan? berapa sering kita menelpon untuk memberikan kabar terakhir? Berapa sering kita mengajak beliau jalan-jalan? Berapa banyak kita memberikan uang bulanan untuk beliau? Dan masih banyak lagi hal-hal yang bisa kita evaluasi.
  2. Hikmah yang kedua, sering saya mendapatkan nikmat dimana nikmat itu belum saya minta secara lisan kepada Allah swt. Baru terbesit dalam hati tetapi Allah swt sudah memberikannya dari arah yabg tidak saya duga. Tentunya sahabat-sahabat juga pernah mendapatkan nikmat-nikmat seperti ini. Alhamdulillah, mari kita perbanyak rasa syukur kita kepada Allah swt dengan mengingat-ingat kembali nikmat-nikmat yang telah Allah swt berikan kepada kita. 

Semoga sharing ini bisa diambil hikmahnya.


Tokyo, 15 September 2018

No comments: