Saturday, November 11, 2017

SKJ Sharing Kehidupan di Jepang ke-14] Pernak pernik mengambil SIM Mobil di Jepang

[SKJ :  Sharing Kehidupan di Jepang ke-14] Pernak pernik mengambil SIM  Mobil di Jepang

Oleh : Endrianto Djajadi
http://www.endrianto-djajadi.blogspot.com

Beberapa  pekan yang lalu tepatnya tanggal 27 Oktober 2017, tiba-tiba ada kohai/adik kelas yang meng-inbox saya.

" Mau tanya dulu pak Endri belajar nyetir di Tokyo dimana? ada osusume? " (Osusume : Yang direkomendasikan).

Saya teringat kembali dengan niatan saya yang sudah lama, yaitu men-sharing pengalaman membuat SIM Mobil di Jepang.

Saya datang ke Jepang di usia masih muda, 19 tahun. Saat itu, sewaktu di Indonesia tidak ada fikiran untuk mengambil SIM mobil karena SIM motor sudah cukup. Dan lagi saya juga tidak punya mobil, Pergi kuliah PP ke kampus UI Depok selalu naik Metromini dan kendaraan umum lainnya. Akhirnya, ketika tiba di Jepang, saya keadaan belum memiliki SIM mobil.

Setibanya di Jepang, saya tinggal di asrama yang jaraknya tidak jauh dari kampus, sehingga saya biasa berjalan kaki atau naik sepeda ke kampus. Pernah ada senior yang memberi nasehat kepada saya seperti ini :

" Ambil SIM mobil saja di Jepang, tidak ada ruginya ",

Kalau dingat-ingat lagi nasehat itu, benar juga nasehat senior ini. Setelah memiliki SIM mobil dan membeli mobil yang second, banyak hal yang bisa saya lakukan seperti :

1. Menolong teman yang pindahan
2. Menjemput teman-teman untuk pergi jamaah ke masjid
3. Mengantarkan dagangan ke para pembeli.
4. Menjadi Tim Transportasi di berbagai acara
5. Mengantarkan tamu jalan-jalan.
6. Ini yang paling penting, menjadi sarana berkomunikasi dengan istri dan anak-anak. Anak-anak lebih lepas ceritanya di dalam mobil dibandingkan cerita di depan meja makan atau ruang TV.

Kembali kepada pertanyaan adik kelas saya, saya jawab :

"Saya belajar mobil di sekolah menyetir mobil tepatnya namanya Hinomaru. Tempatnya dekat dengan Meguro Station. Kalau kita naik JR Yamanote Line dari Ebisu menuju Meguro,, kita bisa melihat Hinomaru lewat jendela sebelah kanan".

Di Hinomaru biaya total 320.000 yen untuk SIM mobil otomatis dan 330.000 untuk SIM mobil manual.
Aturannya, pengemudi yang punya SIM Manual boleh menyetir mobil Manual dan Otomatis. Tetapi pengemudi yang punya SIM Otomatis hanya boleh menyetir mobil otomatis, tidak boleh menyetir mobil yang manual. Karena hanya beda 10.000 yen, saya ambil SIM Manual.

Biaya 330.000 ini terdiri dari 32 paket teori dan 32 paket praktek mengemudi. Di awal kita hanya membayar 135.000 yen untuk 32 kali paket teori dan 2 kali paket praktek. Setelah itu untuk praktek yang ke 3, 4, 5 dst kita membayar 6500/jam. Saya baru faham ini karena sebelumnya saya berfikir harus membayar lunas 330.000 di awal. Info lebih jelas bisa sahabat-sahabat tanyakan langsung ke Hinomaru karena info di atas info 6-7 tahun yang lalu.

Untuk paket teori, kita bisa lihat jadwal per pekan. Misalnya hari Sabtu jam ke 3 ada teori A maka kita bisa ikut. Dalam waktu 50 menit, 30 menit instruktur menjelaskan teori di depan kelas, sisa waktu diisi dengan menonton Video. Misalnya Video ketika akan belok ke kanan kita harus menunggu mobil dari arah berlawanan habis, cara menolong bila melihat ada kecelakaan, hal-hal yang perlu diperhatikan ketika ingin membelok dll.

Untuk praktek, kita harus reserve hari, tanggal dan jam berapa. Tetapi kita boleh menjadi waiting list tanpa reserve. Misalnya kita ada waktu dari jam 18:00-19:00 dan ada peserta yang membatalkan belajar praktek pada jam itu, maka kita bisa latihan praktek di jam tersebut menggantikan peserta yang tidak hadir.
Ada paket perhari maksimal 2 jam atau 4 jam dst. Saya mengambil yang paket max 2 jam.

Saat itu kantor saya di Shinagawa. Pulang kantor jam 18:00 mampir ke Hinomaru belajar praktek jam 19:00-20:00.
Alhamdulillah saya dapat menyelesaikan kursus mengemudi dalam waktu 4 bulan dari November sampai Februari.
Setelah semua paket selesai, ujian praktek ambil SIM dilakukan di sekolah itu juga. Kita diberi peta dan harus mengemudikan sesuai dengan peta yang diberikan. Selain itu ada juga ujian memarkir mobil, membuat huruf S dll. Setelah dinyatakan lulus praktek, saya membawa tanda lulus ke tempat pembuatan SIM. Karena saya tinggal di Yokohama, saya ambil ujian tertulis di Futamatagawa.

--- oOo ---

Ujian tertulis ada 95 soal hanya memilih Benar atau Salah. Waktu hanya 50 menit dan nilai harus di atas 90 untuk lulus.
Karena waktu yang begitu singkat dan harus mendapatkan nilai di atas 90, banyak yang harus berkali-kali untuk mengulangnya, walaupun orang Jepang sekalipun. Bila kita tidak lulus, kita bisa mengulangnya dengan membayar 2500 untuk biaya ujian.

Ini berbeda dengan sahabat-sahabat yang sudah memiliki SIM mobil dari Indonesia. Ujian tertulis hanya 10 soal dan akan lulus bila 7 jawaban  benar. Bagi yang ingin menukar SIM Indonesia ke SIM Jepang, ujian prakteknya yang cukup sulit.

Untuk proses menukar SIM Indonesia ke SIM Jepang, sahabat-sahabat bisa merujuk ke tulisan di bawah ini yang menurut saya menarik untuk dibaca.

1 http://scratchesofapen.blogspot.jp/2015/02/pengalaman-ambil-sim-di-jepang.html?m=1

2 https://zuhudrozaki.wordpress.com/2013/07/24/menukar-sim-a-indonesia-ke-sim-a-jepang-切り替え-kirikae/

OK ... Selamat menimbang-nimbang dan mempersiapkan diri untuk mendapatkan SIM Jepang.

Yokohama, 11 November 2017.

--- oOo ---

Penulis : Endrianto Djajadi, M.Eng
Pengamat kehidupan di Jepang.
Datang ke Jepang 1 Oktober 1993. Setelah menyelesaikan studi d3, S1 dan S2 bidang Teknik Elektro khususnya Robotics, melanjutkan bekerja sebagai Quality Assurance Engineer di perusahaan pembuat Display LCD untuk smartphone di Jepang sampai sekarang.
Tulisan-tulisannya bisa dibaca di : http://www.endrianto-djajadi.blogspot.com


No comments: