Thursday, March 24, 2022

[SKJ Sharing Kehidupan di Jepang ke-27] Kembali ke Jepang di masa pandemi (Bagian ke-4)

 [SKJ Sharing Kehidupan di Jepang ke-27] Kembali ke Jepang di masa pandemi (Bagian ke-4)


Oleh : Endrianto Djajadi


Harri Senin lalu tanggal 21 Maret 2022, Alhamdulillah saya bisa kembali ke Jepang setelah 10 hari di Indonesia.  Saya nauk Maskapai ANA yang berangkat dari Soekarno Hatta Airport menuju Haneda Airport di Tokyo.  Karena pesawat berangkat pukul 07:15 pagi saya sudah siapkan segala sesuatunya sejak hari Ahad malam.  Saya booking Taksi Blue Bird untuk keberangkatan dari rumah jam 03:00 pagi.  Rumah saya di daerah Jakarta Timur tepatnya di daerah Rawamangun. Saya booking taksi sepagi mungkin khawatir ada apa-apa di jalan. Pukul 03:10 taksi meluncur dari rumah saya menuju Soekarno Hatta.  Karena jalan tol sepi, Alhamdulillah dalam waktu 37 menit saya bisa tiba di airport. Untuk penerbangan Internasional bisa masuk lewat Gate no 3 dengan dicek X-Ray terlebih dahulu.  


Setelah sampai di airport, alangkah terkejutnya saya melihat barisan penumpang ANA yang sedang Check In di Counter B2-B6. Saya teringat ketika saya berangkat dari Tokyo menuju Jakarta tanggal  11 Maret 2022, Tidak lebih dari 30 penumpang dari sekitar 270 kursi yang tersedia. Dalam satu baris (8 kursi) hanya saya seorang yang terisi, begitu juga kursi di barisan di depan saya juga hanya 1 orang dalam 1 baris. Karena penasaran saya tanya kepada petugas Check in nya.  Beliau katakan per. 1 Maret 2022 sudah banyak pekerja yang terbang ke Jepang.  Pagi ini ada 2 penerbangan ANA, satu ke Narita, Tokyo dan satu lagi ke Haneda, Tokyo. Beliau katakan untuk hari ini yang ke Narita lebih dari 120 penumpang begitu pula yang menuju Haneda juga lebih dari 120 penumpang.  Setelah saya masuk pesawat, memang penuh, di kiri dan kanan saya terisi penumpang. Dalam satu baris dengan 10 kursi, terisi semua. 


Malam sebelum keberangkatan, saya coba Check In Online.  Sangat jarang saya Check In Online sebelum ke airport. Saya sangat bersyukur Alhamdulillah karena saya Check In Online jadi saya tidak perlu antri dimana saat itu pukul 4 pagi sudah ada 30-40 penumpang yang antri di depan saya. Karena saya sudah Check In Online, saya diarahkan ke jalur khusus yang saat itu tidak ada orang yang antri . Dalam sekejap saya bisa drop  2 koper besar.  

Ketika Check In yang dicek adalah :

  1. Paspor
  2. Resident Card
  3. Hasil PCR 3x24 jam. Ketika masuk ke Indonesia persyaratannya PCR 2x24 jam tetapi untuk masuk ke Jepang boleh 3x24 jam. Hasil PCR ini hanya dicek ketika cek in pesawat dan akan diambil oleh petugas imigrasi ketika tiba di Jepang. Hasil PCR ini harus menggunakan Format yang dikeluarkan oleh MOFA Jepang. Jadi ketika sahabat-sahabat tes PCR, di awal perlu dijelaskan ke RS bahwa RS diminta mengisi hasil PCR dengan format MOFA Jepang yang ada Nama, Nomor Paspor, Nama RS dan Tanda Tangan dokter di bawahnya.
  4. QR Code yang didapat setelah kita mengisi MySOS Aplikasi. 


Yang perlu diperhatikan oleh sahabat-sahabat adalah persiapan sebelum berangkat ke airport. Dipastikan sudah mendownload 3 aplikasi.


  1. MySOS, ini yang sering dicek oleh petugas. 
  2. Google Maps (tidak dicek)
  3. Cocoa  (tidak dicek)


MySOS harus download sebelum berangkat. Setelah mengisi beberapa data maka outputnya adalah QR Code. QR Code ini yang sering ditanya oleh petugas di beberapa point pengecekan.  


Di dalam pesawat kami diberi 3 lembar kertas,

  1. Kertas untuk deklarasi di Beacukai
  2. Lembar pertanyaan, apakah kita sudah vaksin , apakah pernah berhubungan dengan orang yang terkena covid dalam beberapa hari sebelumnya.
  3. Perjanjian kita akan mengikuti aturan setelah mendarat seperti menghidupkan kamera, menghidupkan info lokasi dll. 


Yang sering ditanya :

  1. Paspor
  2. QR Code yang dihasilkan dari mengisi  MySOS 
  3. Selama di luar Jepang pergi ke negara mana saja? Hanya ke Indonesia saja?


Ketika kita sampai di Airport Jepang, akan terbagi 2 grup, 


  1. Yang baru vaksin 2x

        Kita akan dikasih kertas karton hijau dengan karet gelang yang akan digantung di pergelangan tangan kita. Ini sebagai tanda kita baru vaksin 2x dan harus karantina di hotel. Kertas karton ini akan diambil oleh driver bus ketika kita diantar ke hotel. 

Bagi yang baru vaksin 2x, maka kita akan diminta untuk karantina 3 hari di hotel yang sudah ditunjuk oleh pemerintah. Biaya hotel ditanggung oleh pemerintah Jepang alias GRATIS.  Hari mendarat dihitung sebagai hari ke-0, di hari ke 3 pagi kita diminta untuk PCR dengan sampel Saliva. Bila hasilnya negatif, kita bisa keluar. Untuk hotel yang saya tinggali menawarkan apakah ingin diantar kembali ke Haneda Airport atau ke Tokyo Station. Setelah karantina di hotel, tidak perlu karantina mandiri lagi di hari ke 4 dan seterusnya.


  1. Yang sudah vaksin 3x

Vaksin ke 3 yang diakui oleh pemerintah Jepang adalah Pfizer dan Moderna. Bagi yang sudah vaksin 3x boleh karantina mandiri di rumah selama 7 hari. Boleh menggunakan transportasi umum dari airport ke rumah. 

Bagi sahabat-sahabat yang ingin mempercepat masa karantina mandiri, sahabat-sahabat bisa melakukan PCR di hari ke 3 dengan biaya sendiri. Hasil PCR dikirim ke pihak Imigrasi dan setelah mendapatkan izin dari pihak imigrasi, karantina bisa selesai. 


—- oOo  —-


Flow ketika tiba di Airport di Jepang.


  1. Pengecekan aplikasi MySOS. Bila belum ada akan diminta untuk mendownloadnya.  Bila kita tidak punya Smartphone, kita diminta untuk menyewanya di airport.
  2. Pemeriksaan paspor dan kita akan diberikan kertas hijau yang akan dicek di point pengecekan.
  3. Akan diberi tabung dgn label nomor misalnya xxxx 3090. Nomor ini yang kita perlu hafal karena nanti setelah menunggu 1-2 jam nomor itu akan dipanggil untuk mengambil hasil PCR nya.  
  4. Kita diminra mengambil Saliva sampai tanda garis hitam di tabung yang menandakan batas minimal banyaknya saliva.


Bila hasil PCR Negatif berikutnya kita akan mendapatkan :


  1. 1 lembar kertas yaitu Health Card.  Di kertas ini akan ditempel nomor sample kita xxxx 3090 dan hasilnya yang Negatif.
  2. Satu lembar kecil berwarna Pink yaitu kartu karantina, Ini semacam kartu absen karena ada nomor baru kita misalnya D-1-18, yang di depan kita D-1-17 dst. 
  3. Setelah kita mendapatkan hasil PCR, 1 petugas dengan rompi warna orange bernomor mendampingi kita sampai ke beacukai.  1 petugas mendampingi 5 orang.  
  4. Proses Imigrasi seperti biasa. Hasil PCR dari Indonesia akan diambil oleh petugas.
  5. Pengambilan koper. Koper sudah diturunkan oleh petugas dari belt conveyor., petugas mengecek apakah kopernya punya kita atau tidak dan ada anjing yang mengecek koper2 kita. 
  6. Pengecekan di beacukai
  7. Setelah keluar kita diarahkan ke bis menuju hotel bagi yang harus  karantina 3 hari di hotel. Kita menuju hotel dengan bus bersama penumpang lain. Saat itu cukup banyak, ada sekitar 17 orang. Driver akan meminta kita mengembalikan kertas karton hijau. 


— oOo —-


Sebagai gambaran, proses yang saya jalani dari mendarat sampai masuk kamar hotel sbb:


  • 16:13  Pesawat mendarat di Haneda Airport, lanjut peneriksaan dokumen dan pengambilan sampel saliva.
  • 17:10  menunggu hasil PCR
  • 18:00 hasil PCR keluar dan dipanggil nomor sample kita misalnya nomor kita 3090.  Lanjut proses imigrasi, ambil barang, cek beacukai
  • 18:46 naik bis menuju hotel
  • 19::20 tiba di hotel
  • 20:00 masuk kamar. 


Jadi proses sejak pesawat mendarat sampai kita masuk kamar hotel sekitar 4 jam. Ini juga tergantung jarak dari airport ke hotel.


—- oO o —-


Kehidupan selama karantina di hotel


  1. Sebagai muslim saya bisa memesan menu Halal.  Makan 3x sehari, jam 8:30, 12:00, 18:00. Pihak hotel akan mengumumkan lewat speaker ketika makanan sudah siap di depan kamar kita. Kita diminta mengambilnya dalam 10 menit.
  2. Kita boleh memesan makanan dari luar seperti lewat Uber Eat dll. Tetapi kita tidak boleh mengirim barang dari hotel ke rumah. 
  3. Tidak ada fasilitas gratis laundry 5 pcs seperti ketika karantina di hotel di indonesia. Jadi perlu persiapan baju dll untuk 3 hari.
  4. Bila membawa koper besar dan banyak, kita bisa titipkan koper yang besar ke pihak hotel. Jadi kita hanya membawa koper kecil saja ke kamar untuk keperluan 3 hari.
  5. Kita akan diberi kunci kamar dan termometer. 2 barang ini yang harus dikembalikan ketika cek out dari hotel. Hotel meminta kita mengukur suhu setiap hari dan menginformasikannya ke link yang sudah disediakan oleh hotel. Selain suhu juga ditanya keadaan kita, apakah batuk, apakah sulit ketika bangun tidur dll.
  6. Setiap hari kita harus register posisi kita saat itu lewat MySOS. Ada pesan yang masuk ke aplikasi MySOS yang isinya meminta kita untuk meregister lokasi kita. Ketika sore ada pesan lagi yang masuk ke MySOS kita yang meminta kita untuk mempersiapkan HP dengan kameranya. Setelah kita tutup pesan tersebut, langsung ada telpon yang masuk dan kita hidupkan kamera dan muka kita akan direkam selama 30 detik. 
  7. Di hari terakhir karantina jam 6:30 pagi petugas memberikan tabung kecil untuk menampung saliva kita. Jam 7 pagi petugas mengambil sample saliva untuk dicek. Setelah hasil PCR keluar dan bila negatif, kita akan diantar ke Airport lagi atau station yang ditentukan oleh hotel. 


Demikian sekilas info, semoga bermanfaat.


Tokyo, 24 Maret 2022


Friday, March 11, 2022

[SKJ Sharing Kehidupan di Jepang ke-26] Pulang ke Indonesia di masa pandemi (Bagian ke-3)

 [SKJ Sharing Kehidupan di Jepang ke-26] Pulang ke Indonesia di masa pandemi (Bagian ke-3)


Oleh : Endrianto Djajadi 


Alhamulillah saya bisa pulang dengan lancar ke Indonesia hari Jumat tanggal 11 Maret 2022. Saya terakhir pulang ke Indonesia akhir 2019 di saat sebelum ada pandemi Covid-19. Jadi kepulangan saya kali ini merupakan kepulangan pertama kali di masa pandemi. Ketika membeli tiket beberapa bulan yang lalu saya persiapkan hotel dan tiket dengan asumsi karantina di hotel 8 hari 7 malam. Qadarullah ketika saya pulang hari ini Alhamdulillah karantina hanya 2 hari 1 malam. 


Pada sharing kali ini, ini merupakan update dari 2 tulisan saya tahun lalu seputar pulang ke Indonesia di masa pandemi. Tulisan sebelumnya bisa sahabat-sahabat baca di link di bawah ini .


Bagian ke 1 :

http://endrianto-djajadi.blogspot.com/2021/08/skj-sharing-kehidupan-di-jepang-ke-22.html?m=1


Bagian ke 2:

http://endrianto-djajadi.blogspot.com/2021/08/skj-sharing-kehidupan-di-epang-ke-23.html?m=1


Beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada tulisan kali ini sebagai update atas perubahan dari proses tahun lalu. Misalnya pada tulisan sebelumnya, Tes PCR dilakukan setelah kita tiba di hotel tetapi sekarang Tes PCR dilakukan di bandara ketika kita mendarat. 


Paling tidak ada beberapa berkas dan QR Code yang perlu kita siapkan sebelum berangkat. 


Berkas yang perlu dipersiapkan sbb:

  1. Paspor 
  2. Sertifikat vaksin 
  3. Sertifikat PCR (dalam waktu 2x24 jam)
  4. KTP Indonesia


QR Code yang perlu dipersiapkan sbb:

  1. QR Code dari Hotel setelah kita reservasi hotel
  2. QR Code setelah kita mengisi EHAC yang ada di dalam aplikasi PeduliLindungi


Untuk sertifikat vaksin, sahabat-sahabat bisa urus ke City Ward dengan mengirimkan surat aplikasi dengan melampirkan bukti sudah vaksin 2x dan amplop balasan yang sudah ditempel perangko. Untuk yang satu keluarga, kita bisa hanya menyertakan 1 amplop dan 1 perangko saja.  Nanti Sertifikat Vaksin kita dan anggota keluarga semuanya akan dimasukkan ke dalam satu anplop tersebut. Di sertifikat ini akan tertulis kapan kita mendapatkan vaksin pertama dan kedua.  Jenis vaksin apa, misalnya Pfizer atau Moderna atau yang lainnya. Sertifikat akan dikirim ke kita dalam beberapa hari setelah kita daftar. 


Untuk sertifikat PCR yang perlu menjadi perhatian adalah, untuk masuk ke Indonesia harus test PCR dalam waktu 2x24 jam. Kalau lebih dari itu, kita akan ditolak ketika check in di bandara di Jepang.  Ini berbeda dengan aturan test PCR ketika kita masuk ke Jepang. Jepang masih membolehkan 3x24 jam. Jam ini dihitung mulai sejak kita tes PCR sampai jam keberangkatan pesawat, bukan dihitung sejak hasil PCR keluar.


Dari beberapa tempat Test PCR yang saya cek, tempat berikut cukup murah dan bisa dipakai untuk beberapa maskapai. Yang saya tahu ANA dan SQ membolehkan hasil test PCR di sini. 


Tempat Tes PCR di Shibuya dan beberapa tempat lainnya bisa sahabat-sahabat cek di sini. 

https://quickpcr.jp


Untuk Tes PCR, kita bisa reservasi melalui web mereka , biayanya sbb:

  1. Test PCR : 3980
  2. Sertifikat Hasil PCR : 5500


Bila ingin hasilnya keluar  di hari yang sama perlu tambahan biaya. Untuk yang biasa bukan yang cepat, bila test jam 9 pagi, hasilnya akan dikirim ke email kita dalam bentuk PDF sebelum jam 9 pagi di hari berikuthya.  Tapi Alhamdulillah hasil tes PCR saya keluar di malam hari yang sama dengan hari tes PCR. 

Kita bisa print PDF tersebut yang akan kita gunakan di beberapa tempat. Tes PCR di sini dengan metode RT-PCR Saliva  petugas tidak mengambil Saliva kita, tetapi kita memasukkan Saliva kita ke tabung kecil sampai batas minimal yang sudah mereka beri garis hitam di tabung tersebut.  Prosesnya tidak lebih dari 10 menit termasuk kita mengisi formulir yang berisi  diantaranya, bila terdeteksi positif, hasil akan dikirim ke klinik mana dll. 


Sertifikat PCR dan Sertifikat Vaksin akan diminta untuk diperlihatkan ke petugas ketika,


  1. Check in pesawat di bandara
  2. Dicek ketika kita tiba di indonesia sebelum proses imigrasi
  3. Check in hotel tempat karantina 


—-oOo —-


Pada tulisan kali, prosesnya saya bagi menjadi 3 bagian.


  1. Proses check in di bandara di Jepang


Yang diperlukan adalah sertifikat PCR dan sertifikat vaksin. Selain ini kita juga diminta memperlihatkan QR Code dari EHAC. Sahabat-sahabat bisa download aplikasi llPeduliLindungi. Di dalam PeduliLindungi ini ada icon EHAC.  Kita perlu masukkan beberapa informasi, mulai dari NIK , kapan vaksin pertama dan kedua, dimana vaksin pertama dan kedua, jenis vaksin dan upload Sertifikat Vaksin. Kemudian kita juga diminta upload Sertifikat PCR. Teman-teman bisa memulai mengisi EHAC walaupun Sertifikat PCR belum keluar.  Semua yang kita isi  akan otomatis terekqm. Dan ketika hasil PCR keluar kita tinggal upload sertifikatnya jadi hanya melanjutkan proses.  Proses akhir dari pengisian EHAC adalah kita akan mendapatkan QR Code.


  1. Peoses ketika tiba di bandara Soekarno Hatta

Seperti biasa di pesawat kita diberi form beacukai. Kita bisa isi sebelum mendarat. 

Setelah mendarat ada beberapa check point. 


  1. Cek paspor dan Boarding Pass

       Di sini nanti akan dibuatkan satu 

       kertas kecil yang berisi data-data kita 

        dan ada QR Code nya.  

        Kertas ini akan sering dipakai sampai 

        kita tiba di Hotel.


  1. Setelah jalan beberapa meter, ada pengecekan Sertifikat Vaksin dan Sertifikat PCR. 


  1. QR Code yang kita peroleh di proses No.1, dicek di mesin pembaca  QR Code yang dijaga petugas berseragam loreng 


  1. Test PCR. Bila kita sudah booking hotel kita akan diarahkan ke arah kiri dan yang belum booking ke arah kanan. Di sini kita diminta untuk memperlihatkan QR Code yang kita sudah terima dari Hotel ketika kita reservasi.

        QR Code ini difoto oleh  petugas.      

        Kita juga diminta menyerahkan     

        paspor dan kertas dengan QR Code 

        yabg kita terima di proses pertama. 

         Kemudian kita dipanggil masuk ke 

         salah satu kamar untuk tes PCR. 

         Petugas mengambil sample dari 

         hidung kiri dan kanan serta saliva. 


  1. Proses-proses di atas dilakukan sebelum kita melewati imigrasi.  Berikutnya ada pengecekan QR Code dengan mendekatkan QR Code ke  alat pembaca QR Code.


  1. Imigrasi. Tidak ada perubahan
  2. Pengambilan barang. Karena prosesnya cukup lama jadi koper kita sudah diturunkan oleh petugas sehingga kita tinggal mencari koper kita. 
  3. Beacukai. Kita serahkan Form deklarasi beacukai. 


  1. Pintu keluar. Arah kiri yang ke wisma Atlit. dan Arah kanan yang di hotel. Ketika keluar sudah ada petugas pyang menunggu dan memfoto kita dan menanyakan kita akan karantina di hotel apa.  Petugas tersebut yang akan memanggil Staff Hotel yang stand by di bandara. 


  1. Setelah Staff Hotel datang, kita serahkan paspor dan kertas yang ada QR Code nya ke staff tersebut.


  1. Pengecekan QR Code dengan mendekatkan kertas tersebut ke pembaca QR Code. 


  1. Jalan ke arah parkiiran, pengecekan QR Code yang dimiliki oleh Staff Hotel oleh Satgas Covid.


  1. Kita difoto oleh Staff Hotel sebelum naik mobil. 


  1. Proses di Hotel

Masuk lewat parkiran di basement. 

Ada pengecekan suhu dilanjutkan Check in di hotel. Yang diminra. 

  1. Sertifikat PCR
  2. Sertifikat Vaksin
  3. KTP

Setelah pembayaran selesai, kita sudah bisa masuk ke kamar. 


Demikian sekilas tentang perjalanan dari Jepang ke Jakarta, semoga bermanfaat.


Jakarta, 11 Maret 2022