Sunday, June 11, 2017

SKJ : Sharing Kehidupan di Jepang ke-12] Afina ... Putriku sayang ...

[SKJ : Sharing Kehidupan di Jepang ke-12] Afina ... Putriku sayang ...

Tokyo, 11 Juni 2017

Oleh : Endrianto Djajadi

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan pertanyaan dari seorang teman yang dulu satu almamater di SMP dan SMA.

" Endri anaknya kok gak skul di jepang? sdgkan orang berbondong2 mau skul di jepang?"

Pertanyaannya ini cukup menarik dan terkait dengan penjelasan saya pekan lalu kepada 2 orang teman yang memiliki putra yang sekarang sedang duduk di kelas 6 SD di sekolah Jepang. Mereka berfikir linier untuk menyekolahkan anaknya mulai TK, SD, SMP, SMA sampai Universitas di Jepang.

Banyak teman-teman saya yang dulu kuliah di Jepang dan melanjutkan beberapa tahun bekerja di sini yang akhirnya mereka memilih untuk pulang ke indonesia dengan alasan khawatir dengan pendidikan agama untuk putra-putrinya yang tidak didapat di sekolah Jepang.

Saya berfikir kalau hal ini tidak dicarikan solusinya, maka teman-teman yang datang ke Jepang baik untuk kuliah atau bekerja, mereka tidak akan tinggal lama di Jepang karena kendala di atas.

Olehkarenanya, kami mencoba mencari solusinya dengan mengirimkan anak kami ke Indonesia untuk belajar di SMA Islam boarding tanpa kami pulang for good ke Indonesia.

Kepada teman saya yang mengirimkan pesan di WA dan 2 teman yang putranya sudah kelas 6 SD, saya jelaskan seperti ini.

Afina, begitu panggilan putri kami, lahir di Jepang. Dia lalui masa kecilnya di TK, SD dan SMP Jepang.  Belajar bersama siswa-siswi Jepang yang lain. Alhamdulillah walaupun Afina berjilbab sejak TK sampai SMP, dia dapat diterima oleh teman-temannya. Sekitar 7 orang teman SMP nya menyempatkan waktunya datang ke rumah kami untuk melepas Afina yang akan berangkat ke Indonesia 1 tahun yang lalu. Bahkan ada 2 teman Jepang nya yang sudah menunggu di Haneda Airport sebagai bentuk perpisahan dengan Afina sebagai sahabatnya.

Sejak TK sampai SMP Afina belum pernah mendapatkan pendidikan tentang Islam secara formal. Dia hanya mendapatkan ilmu Islam dari saya, istri serta guru mengajinya. Teman-teman sebayanya yang muslimah juga sangat sedikit di sini.

Olehkarena itu, setelah melewati diskusi yang panjang, akhirnya kami memutuskan untuk menyekolahkan Afina ke Indonesia. Keputusan yang cukup berat bagi kami sebagai orang tua karena harus berpisah dengan putri pertama buah hati kami. Tetapi bila memandang jauh ke depan, menyekolahkan Afina ke Indonesia untuk belajar Islam Insya Allah adalah jalan yang terbaik untuk masa depannya. Dia harus mempunyai pondasi agama yang kuat sehingga di masa-masa yang akan datang dia mempunyai pijakan dalam menyelesaikan masalah-masalahnya sesuai dengan tuntunan Islam.

Anak-anak muslim yang lahir di Jepang berbeda dengan anak-anak muslim yang lahir dan besar di Indonesia. Mereka tidak mendapatkan pendidikan Islam yang formal dan mereka tidak mempunyai lingkungan yang kondusif untuk memahami Islam lebih dalam. Kami berfikir mereka harus mempunyai dasar-dasar Islam yang didapatnya minimal 3 tahun secara formal. Bisa 3 tahun ketika SMP atau 3 tahun ketika SMA, atau 6 tahun di SMP dan SMA. Karena kalau mereka sudah masuk masa remaja di universitas, kita akan sulit mencarikan tempat untuk mereka memahami Islam lebih dalam.

Jadi untuk sahabat-sahabat yang berniat untuk hidup lama di Jepang mohon difikirkan tentang pendidikan putra-putrinya di masa SMP dan SMA ini.

----- oOo -----

PERJUANGAN ITU ....

Waktu berjalan begitu cepat, Afina mulai menjalani kehidupan barunya di asrama. Saya bisa merasakan beratnya perjuangan dia di sana. Baik kehidupan di asrama maupun perjuangan memahami pelajaran di sekolah. Karena selama ini dia belajar dalam bahasa Jepang dengan tulisan Kanji bukan alfabet.

Orang tua diperbolehkan menelpon sekali dalam sepekan. Ketika saya telpon Afina, dia selalu menangis dan selalu minta untuk kembali ke Jepang. Dan berulang kali pula saya jelaskan akan makna 3 tahun belajar agama di sana. Saya tekankan bahwa 3 tahun belajar agama dengan formal, hidup bersama para muslimah yang seusia itu sangat penting untuk bekal hidupnya di masa yang akan datang.

Saya hibur dia dengan 2 hal.
1. Kalau libur bulan Juli dan Desember, silakan kembali ke Jepang untuk refreshing.
2. Setelah lulus SMA nanti silakan Afina memilih akan kuliah di Indonesia atau kembali ke Jepang.

Masa-masa yang berat adalah masa adaptasi. Adaptasi harus tidur sekamar dengan teman-teman baru yang belum pernah dikenal sebelumnya. Di asrama satu kamar 10 orang. Kemudian untuk makan dan mandi harus antri. Hal-hal baru seperti ini perlu waktu bagi Afina untuk beradaptasi.

Untuk pelajaran di sekolah, banyak hal yang dia tidak fahami karena kendala bahasa Indonesia yang minim.

Beberapa hal yang coba saya lakukan untuk membantu Afina agar dia bisa betah di sana.

1. Berdiskusi dengan wali kelas apakah ada semacam kelas tambahan untuk Afina. Alhamdulillah pihak sekolah menyediakan semacam bimbel untuk anak-anak yang datang dari luar negeri seperti Australia, Qatar, Jepang dll. Afina merasakan banyak manfaatnya.

2. Ketika liburan bulan Desember tahun lalu, saya ajak Afina ke toko buku Kinokuniya di Shinjuku, Tokyo. Di sana kami membeli buku fisika, matematika, biologi, kimia untuk SMA di sekolah Jepang. Paling tidak buku-buku itu bisa menjadi referensi bila dia tidak memahami pelajaran dalam bahasa Indonesia.

3. Memberikan penjelasan tentang pelajaran yang tidak dia fahami melalui Line atau WA setiap Senin dan Kamis malam.
Ketika teman-temannya BM atau Belajar Malam, saya online dengan Afina. Saya tekankan hal yang paling penting adalah memahami kata perkata dulu, setelah itu baru merangkainya dalam satu kalimat. Sehingga pertemuan yang hanya 1 jam itu saya jelaskan kata perkata. Berikut contoh kata-kata dalam pelajaran biologi dan fisika yang tidak difahami.

Eukariotik 真核生物 しんこく
Kingdom 王国
Multiseluler 多細胞
Uniseluler 単細胞
Hifa 菌糸  きんし
Miselium 菌糸体 きんしたい
Habitat 生息地
Septa 隔膜; 隔壁
Nutrisi 栄養素 えいようそ
Simbiosis 共生
Aseksual 無性の
Seksual 性的
Dukung サポート
Sekat バルクヘッド
Heterotrof 従属栄養の
Saprofit 腐生植物; 腐生者; 腐生菌
Gravitasi : 重力
Kecepatan 速度

Ketika saya tuliskan huruf kanjinya, Afina faham maknanya. Jadi memang, untuk memulainya, Afina harus menghafal kata demi kata.

----- oOo -----

Waktu memang berjalan begitu cepat. Tepat hari ini tanggal 11 Juni Afina menerima rapot kelas 10 dan Insya Allah per Juli akan mulai tahun ajaran baru kelas 11.  Besok dia akan berangkat ke Jepang dan kembali ke Indonesia tanggal 21 Juli. Menikmati lebaran dengan abi, ummi dan adik-adiknya di Yokohama.

Rasa bahagia bagi saya ketika mendengar cerita Afina kalau dia sudah hafal Juz 29 dan 30 dan sekarang sedang menghafal Juz 28. Dan ketika Ramadhan kali ini belum genap 2 pekan sudah bisa mengkhatamkannya 2x. Alhamdulillah ...

Semoga perjuangan Afina tidak sia-sia ... Otsukare sama deshita ... Rainendo mo gambarimashou ne Afina-chan

---- oOo ----

Penulis : Endrianto Djajadi, M.Eng
Pengamat kehidupan di Jepang.
Datang ke Jepang 1 Oktober 1993. Setelah menyelesaikan studi d3, S1 dan S2 bidang Teknik Ekektro khususnya Robotics, melanjutkan bekerja sebagai Quality Assurance Engineer di perusahaan pembuat Display LCD untuk smartphone di Jepang sampai sekarang.
Tulisan-tulisannya bisa dibaca di : http://www.endrianto-djajadi.blogspot.com



No comments: