Wednesday, September 10, 2008

Mampukah Jujur seperti Orang Jepang ?

Tulisan ini dimuat di :

http://community.kompas.com/index.php/read/artikel/1098

Endrianto Djajadi - Jepang

Pagi itu aku pergi untuk menghadiri acara di Sekolah Republik Indonesia Tokyo. Setelah meluncur dengan menggunakan Tokyu Den en toshi Line tak terasa aku sudah sampai di Shibuya Station.
Keluar dari kereta aku segera bergegas ke pintu karcis, tapi setelah meraba-raba kantong baju dan celana ...

"Wah ... teikiken (abonemen) ku mana ya ..",

"Hhmm ... mungkin terselip diantara buku di tasku atau mungkin sudah aku masukkan ke dompet"

Aku bongkar semua isi tas, isi dompet dan hampir selama 5 menitan akhirnya aku tak berhasil menemukan teikiken ku.
Aku fikir "Hhmmm ... mungkin tertinggal di Fujigaoka station kali" waktu memasukkan teikiken memang aku tadi terburu-buru mengejar kereta.

Karena aku tak temukan juga teikikenku akhirnya aku laporkan hal ini kepada penjaga station.

"Pak ... tadi saya masuk di Fujigaoka station dengan teikiken tapi ternyata sekarang hilang teikikennya ... bagaimana nih ?"

"Ooo ... kalau begitu coba lapor ke kantor pengaduan kalau ada barang yang jatuh atau hilang" kata penjaga station.

"Kantornya dimana pak? Dan bagaimana saya bisa keluar dari station ini?" tanyaku

Lalu penjaga station menjelaskan kalau hendak ke kantor pengaduan bisa melewati tangga disebelah sana dan laporkan saja tentang kehilangan teikiken itu. Dia jelaskan hal ini seraya memberi aku tiket agar bisa keluar dari Shibuya station.

Aku segera bergegas keluar station seraya melihat jam tanganku, "Wah sudah jam 12:25 nih ... masih ada waktu kayaknya" karena acara mulai jam 14:00.
Setelah sampai di kantor pengaduan, aku jelaskan semuanya kepada pegawai yang sedang bertugas dan dia meminta aku untuk menunggu agar dia bisa konfirmasi ke Fujigaoka Station.
Beberapa menit aku tunggu dan setelah menelpon ke Fujigaoka Station pegawai itu berujar "Di Fujigaoka Station tidak ada teikikennya jadi mungkin jatuh di kereta".

"Kalau begitu, andaikata ada yang menemukannya apakah saya akan dikabari" tanyaku.

Pegawai itu menjelaskan, kalau ada yang menemukan teikiken tersebut, penemu itu akan memberikan teikiken tersebut ke station terdekat, dan station terdekat akan mengirimkan teikiken itu ke tempat teikiken itu dibuat, jadi mungkin butuh 4-5 hari.
Wah ... lama juga pikirku, kalau harus 5 hari pulang pergi ke kantor cukup memakan biaya juga. Setelah aku faham akhirnya aku hanya bisa bersabar, dan aku fikir andaikata itu memang rizkiku Insya Allah teikiken itu akan kembali lagi.

Keesokan harinya aku pergi ke kantor dengan menggunakan tiket biasa, dan setelah sampai di Shinagawa Station tempat aku membuat teikiken aku langsung melapor ke pegawai disana. Di sana aku diminta menuliskan nama dan no. telpon. Dan katanya nanti kalau teikiken ini ditemukan maka mereka akan menghubungiku.

Malam hari setelah kerja, aku balik lagi ke kantor JR untuk menanyakan tentang teikikenku dan ternyata masih belum ada yang mengembalikannya.

Ketika bertemu dengan pegawainya, dia tegaskan lagi, andaikata teikikennya ditemukan aku akan segera dihubungi.

"Pak ... kalau saya buat teikiken baru dan nanti ternyata teikiken lamaku ditemukan apakah aku dapat mengembalikan teikikenku yang baru dan Japan Railway perusahaan kereta ini akan mengembalikan uangnya ?" tanyaku.

Penjaga station berkata kalau nanti ditemukan, tunjukkan saja kedua teikiken tersebut di tempat pembuatan teikiken, nanti teikiken yang baru akan diganti dengan uang.
2 hari telah berlalu dengan menggunakan teikiken yang baru.
Waktu menunjukkan pukul 21:30 pada hari Rabu. Satu station lagi aku akan sampai ke station rumahku di Fujigaoka station. Aku sedang di atas kereta, tiba-tiba aku dikejutkan oleh getaran handphoneku.
Aku berfikir telpon dari siapa ini ... malam-malam dan dimulai dengan kode 03 yang berarti telpon dari Tokyo.

"Hallo ... ini pak Endrianto?"
"Oh iya pak ..."
"Ini pak ... kami dari JR ingin mengabarkan bahwa teikiken bapak sudah kami terima"
"Oh begitu ya ... kalau begitu besok pagi saya ambil ya"
"Ya silakan pak ... mohon bawa tanda pengenal dan juga inkan (stempel nama)"
"Baik pak ..."

Telpon aku tutup dan betapa bahagianya aku hari ini mendengar kabar itu. Aku bersyukur kepada Allah atas nikmat ini dan tertegun sebentar.
Aku berfikir di era materialistis seperti ini ternyata ada juga orang yang jujur yang mau mengembalikan teikikenyang dia temukan.
Keesokan harinya aku datang ke kantor pengaduan di Shinagawa station.

"Saya endrianto pak .. mau mengambil teikiken yang terjatuh"
"Oh ya ... silakan tunggu sebentar ... ada kartu pengenal?"

Aku sodorkan Alien Registration (KTP Jepang) ku dan aku diminta mengisi formulir pengambilan barang yang hilang. Tulis nama dan alamat saja katanya. Waktu pengambilan sangat cepat, 3 menit juga sudah selesai. Lalu aku katakan bahwa aku sudah membuat teikiken baru, bagaimana cara untuk meminta kembali uangnya, karena akupun tidak perlu menggunakan 2 teikiken dalam waktu yang bersamaan.

"Kalau begitu silakan saja ke Midori guchi (tempat pembelian teikiken)" katanya ... Silakan diperlihatkan 2 teikiken ini dan nanti akan diproses pengembalian uangnya."

Saya tanya ... "ini ketemunya dimana ?" Penjaganya mengatakan ditemukan dari tempat yang jauh dari shinagawa dan mungkin terjatuh di atas kereta. Karena memang kereta yang aku pakai yaitu Tokyu den en toshi line sangat panjang.Sampai shibuya station kereta masuk ke Hanzomon Line dan sampai Oshiage station kereta masuk ke Tobu Line sampai Minami Kurihashi. Mungkin perjalanan dari Ujung Tokyo Den en toshi line sampai Tobu Minami Kurihashi membutuhkan waktu sekitar 2 jam lebih.

Karena waktu sudah menunjukkan pukul 09:15 dan banyak orang yang antri akhirnya aku putuskan untuk ke midori guchinya pada malam harinya.
Malam harinya aku ke midori guchi .. aku jelaskan duduk persoalannya dan langsung saja dengan cekatan penjual karcis meminta aku mengisi nama dan alamat pada satu formulir, yaitu formulir pengembalian uang. Proses ini juga cepat mungkin sekitar 2-3 menit sudah selesai. Dan Alhamdulillah uang dapat kembali 11.140 yen.

Aku membeli teikiken 1 bulan dari 1 Agt-31 Agt sebesar 14.710 yen, karena sudah berjalan 3 hari akhirnya aku harus rela dipotong biaya perjalanan dari rumah ke kantor selama 3 hari ini.

Aku bersyukur kepada Allah ternyata rizki memang tidak akan lari kemana, dan aku tetap berfikir, begitu baiknya orang yang menemukan teikikenku ini, dia bersikap jujur dan mau mengembalikannya. Memang bila kita perhatikan banyak sekali nilai-nilai universal yang telah menjadi kebudayaan orang Jepang antara lain seperti sikap jujur, sikap menepati waktu, bekerja keras dan masih banyak lagi.

Mudah-mudahan kita bisa meniru kebiasaan orang Jepang ini.

No comments: