Friday, October 19, 2018

[Visi 2050{ Prolog

Visi 2050 (Bagian 1)

Prolog

Oleh: Endrianto Djajadi

Teman-teman, apakah anda pernah merasakan sepertinya waktu ini berjalan begitu cepat ?

Ketika teman-teman melihat foto-foto jadul di FB, tak terasa sebenarnya kejadian itu sudah 5 tahun yang lalu,
bahkan mungkin sudah 10 tahun yang lalu.

Ketika melihat foto-foto kawan yang sudah berkeluarga, mempunyai 1 anak, 2 anak, 3 anak, 4 anak dst, tak terasa
perasaan dulu dia baru saja bermain bersama saya,  baru saja pergi makan bersama dengan saya dst. 

Dan memang waktu berjalan terasa begitu cepat. Biasanya ketika
adik-adik kelas saya baru tiba di Tokyo saya datang ke asrama mereka, sekedar untuk mengucapkan say hello saja. 
Melihat adik-adik yang baru tiba dan baru akan memulai belajar bahasa Jepang, tak terasa ternyata itu yang dulu pernah saya 
lakukan 16 tahun yang lalu. Sudah lama saya meninggalkan asrama tersebut tetapi kenangan bersama dengan teman-teman dari berbagai negara seperti Bangladesh, Meksiko, Argentina dll masih tetap teringat.

Ternyata dalam perjalanan hidup kita setelah lulus SMA, kita kuliah, kita menikah, kita mempunyai anak 1, 2, 3 dst
terasa cepat sekali. Mungkin beberapa tahun lagi Insya Allah kita akan melihat pernikahan putra dan putri kita.
Tetapi apakah peristiwa-peristiwa tersebut semua itu sesuai dengan rencana kita ? atau mungkin peristiwa-peristiwa tersebut mengalir bagaikan air di sungai saja tanpa kita rencanakan 
dari jauh-jauh hari ? Saya rasa banyak yang akan menjawab itu bagaikan aliran air saja, tanpa kita rencanakan 5-10 tahun
sebelum peristiwa itu terjadi.

Nah, teman-teman, dalam tulisan saya ini yang saya beri judul Visi 2050, saya ingin mengajak teman-teman untuk berfikir 
sesaat, boleh ketika lagi tidak ada kerjaan, atau sedang antri di restoran, atau sedang antri di halte bis atau sedang
naik bis atau menunggu kemacetan. Saya pun menulis ini ketika perjalanan pergi dan pulang ke kantor yang memakan waktu 70 menit untuk sekali jalan. Tetapi dengan berfikir sedikit ini mudah-mudahan hidup kita ke depannya dapat lebih terarah dan terencana.

Target. Ya dalam kehidupan kita, kita perlu target. Biasanya di kantor bila saya mendapat tugas dari atasan saya selalu
menanyakan, sampai kapan laporan ini harus dikerjakan. Dan kadang-kadang atasan mengatakan sampai besok pagi, kadang-kadang sampai pekan depan dst. Apakah teman-teman juga pernah 
mengalami hal yang serupa ?

Kebetulan anak pertama saya masuk SD 3 tahun lalu. Saat itu saya cukup khawatir apakah dia dapat mengikuti pelajaran
di sekolahnya. Bersamaan dengan itu saya coba memasukkan dia ke Kumon (maaf nih bukan promosi sih ... *smile ).
Setelah masuk Kumon saya jadi heran karena anak saya begitu semangat mengerjakan PR-PR dari Kumon ini (PR nya 10 lembar setiap pertemuan).
Setelah beberapa waktu ketika ada acara orang tua dan anak2 di tempat Kumon, Kepala Bimbingan Kumon ini sedikit cerita
tentang Kumon. Di Kumon anak dilatih untuk dapat mengerjakan pelajaran secara bertahap mulai dari yang mudah dan sedikit demi sedikit ke yang sulit. Kemudian anak dibimbing agar bisa mengerjakan soal secara sempurna. Kalau ada yang salah maka harus dibenarkan dan mengetahui kesalahannya ada dimana dan tidak dibenarkan mengulangi kesalahan yang sama. Dan terakhir anak dilatih untuk berkompetisi dengan waktu. Misalnya mengerjakan beberapa halaman dalam 10 menit. Mulai dari 10 menit dan lama kelamaan bisa selesai sampai 7 menit
atau lebih cepat lagi.

Saya melihat target dengan menggunakan waktu ini dapat 
menghasilkan energi-energi yang terpendam dalam diri kita.
Oleh karenanya masalah batas waktu terakhir perlu kita ketahui dan sejak saat ini sampai batas waktu terakhir tersebut
rencana apa yang bisa kita masukkan ke dalamnya.

Visi 2050 adalah visi hidup saya pribadi dimana saat tahun 2050 Insya Allah usia saya 76 tahun. Dengan memahami dan menggali Visi 2050 saya ingin melihat bagaimana potret saya, potret kehidupan saya saat itu. Tentunya judulnya tidak harus Visi 2050, ini tergantung dari usia teman-teman semua, bisa saja yang 
sudah 40 tahun keatas membuat Visi 2025. Atau yang masih muda
membuat Visi 2075. Yang penting tahunnya mudah diingat-ingat
dan menjadi Target kita setiap waktu.

Nantinya setelah kita melihat potret kita di tahun 2050, saya akan mengajak teman-teman sedikit berfikir mengenai hal-hal
apa yang mungkin perlu kita renungi bagi kita pribadi atau kita renungi dengan pasangan hidup kita. 

Mudah-mudahan dengan pembuatan target Visi 2050 ini kita bisa lebih terfokus dalam bekerja, dalam menata diri, menata keluarga dan juga menata masa depan anak-anak kita.

Yokohama, Ahad 27 Desember 2009
diperbaharui : Kamis 18 Oktober 2018

bersambung

—- oOo —-

Penulis : Endrianto Djajadi, M.Eng
Pengamat Kehidupan di Jepang.
Datang ke Jepang 1 Oktober 1993. dengan beasiswa Monbusho.
Setelah menyelesaikan Studi d3. S1. S2 di bidang Robotik di Universitas di Jepang, melanjutkan karirnya di perusahaan Jepang selama 17 tahun dalam bidang pengembangan Display untuk digital camera, video camera dan smartphone.
Mulai 2018 bergabung di perusahaan part mobil (Tier 1) asal Italia sampai sekarang sebagai Supplier Quality Assurance.
(Tier 1 : mensupply part ke car maker seperti Dashboard, Lampu depan dan belakang dll, Tier 2 : mensupply part ke Tier 1 seperti LCD, LED, Sensor dst)
Tulisan-tulisannya dapat dibaca di :





No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.